gravatar

Dampak Penggunaan Pupuk Kimia

Pupuk kimia adalah zat substitusi kandungan hara tanah yang dibutuhkan oleh tumbuhan.
Tetapi seharusnya unsur hara tersebut ada ditanah secara alami dengan adanya “siklus hara tanah” misalnya dari tanaman yang mati kemudian dimakan binatang pengerat/ herbivora, kotorannya atau sisa tumbuhan tersebut diuraikan oleh organisme seperti bakteri, cacing, jamur dan lainnya.

Nah siklus inilah yang harusnya tetap di jaga, jika mengunakan pupuk kimia terutama bila berlebihan dan terus-menerus, maka akan memutuskan siklus hara tanah, terutama akan mematikan organisme tanah, awalnya memang subur saat awal tetapi jadi tidak subur dimasa yang akan datang. Untuk itu, sebenarnya, tanah dan sistem tanam perlu dijaga dengan pola tetap "menggunakan pupuk organik".

Dampak dari penggunaan pupuk kimia di antaranya juga bisa disebutkan sebagai berikut:

Pertama, zat hara yang terkandung dalam tanah menjadi diikat oleh molekul2 kimiawi dari pupuk sehingga proses regenerasi humus tak dapat dilakukan lagi. Akibatnya ketahanan tanah/ daya dukung tanah dalam memproduksi menjadi kurang hingga nantinya tandus. Tak hanya itu penggunaan pupuk kimiawi secara terus-menerus menjadikan menguatnya resistensi hama akan suatu pestisida pertanian.

Masalah lain adalah penggunaan Urea biasanya sangat boros. Selama pemupukan Nitrogen dengan urea tidak pernah maksimal karena kandungan nitrogen pada urea hanya sekitar 40-60% saja. Jumlah yang hilang mencapai 50% disebabkan oleh penguapan, pencucian (leaching) serta terbawa air hujan (run off).

Efek lain dari penggunaan pupuk kimia juga mengurangi dan menekan populasi mikroorganisme tanah yang bermanfaat bagi tanah yang sangat bermanfaat bagi tanaman.